Senin, 25 Maret 2019

PENYULUHAN CARA PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGIDAP HIPERTENSI DI KACAMATAN JAMBI TIMUR KOTA JAMBI


LAPORAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT









logo balek lagi ke lamo
 



















PENYULUHAN CARA PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGIDAP HIPERTENSI DI KACAMATAN JAMBI TIMUR KOTA JAMBI











PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
“Penyuluhan Cara Pengukuran Tekanan Darah Pada Keluarga Dengan Anggota Keluarga Yang Mengidap Di wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi”.
Bab 2. Pendahuluan 
wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi dengan luas ± 1.455,25 Ha, yang berbatasan dengan beberapa wilayah, antara lain : Bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi, Bagian Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan, Bagian Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasar, Bagian Timur berbatasan dengan Kelurahan Kasang. Secara umum kondisi geografis wilayah terdiri dari perumahan dan perkantoran dan terletak di Kota Jambi.
Karakteristik penduduknya majemuk dan heterogen, dan sebagian besar penduduknya suku melayu jambi, dengan kebiasaan dan adat istiadat yang bernuansa melayu jambi, rata-rata pekerjaan penduduknya adalah pekerja pemerintahan dan swasta, penduduk kelurahan wijayapura ini mempunyai kebiasaan makan-makanan yang asin dan pedas, sehingga memungkinkan penduduknya terkena tekanan darah tinggi, selain itu  karena dukungan ekonomi yang rata-rata menengah keatas, dengan tingkat beban pekerjaan tinggi yang menjadi stresor bagi psikologis setiap anggota masyarakatnya, yang juga merupakan salah satu penyebab terjadinya tekanan darah tinggi/hipertensi.
Jumlah penderita hipertensi ± 25% dari jumlah penduduk yang ada di Rambutan Masam orang. Tingginya angka penderita hipertensi ini menimbulkan masalah yang serius dibidang kesehatan, karena banyak keluarga dengan anggota keluarganya yang hipertensi tidak mengetahui bagaimana cara mengontrol tekanan darah, dan apa yang dilakukan jika tekanan darah meningkat, sehingga kadangkala karena keterlambatan keluarga dalam mengontrol tekanan darah anggota keluarganya yang hipertensi dapat berakhir pada kematian, atau menyebabkan komplikasi penyakit seperti; stroke, penyakit jantung dan lain – lain.
Berdasarkan dari survey pendahuluan diketahui sekitar 99% keluarga dengan anggota keluarga yang mengidap hipertensi tidak mengetahui bagaimana cara mengukur dan mengontrol tekanan darah anggota keluarganya yang menderita hipertensi. Untuk membantu keluarga dalam meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan maka  dirasakan perlu adanya penyuluhan dan pelatihan pengukuran tekanan darah kepada setiap keluarga dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi.
2.      Perumusan  Masalah
Berdasarkan dari fenomena diatas maka yang menjadi rumusan masalah nya adalah bagaimana “Masih sedikitnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi dan cara pengukuran tekanan darah pada anggota keluarga yang mengidap hipertensi”.
3.      Tujuan Kegiatan
3.1     Keluarga mengetahui pengertian hipertensi, serta membedakan tekanan darah yang normal dan abnormal setelah 2 kali pertemuan.
3.2     Keluarga mengetahui cara mengukur tekanan darah yang benar dan tepat
3.3    Keluarga mampu secara mandiri melakukan pengukuran tekanan darah dengan tepat dan benar setelah 4 kali pertemuan.

4.      Manfaat Kegiatan
4.1    Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi.
4.2    Dapat membantu keluarga dan penderita hipertensi dalam mengukur tekanan darah
4.3    Dapat membantu meningkatkan status kesehatan keluarga dan anggota keluarga yang terkena hipertensi
4.4    Membantu keluarga dalam menurunkan biaya pemeriksaan dan pengobatan hipertensi
4.5    Mengurangi resiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi dan menurunkan biaya/cost akibat perawatan dari komplikasi hipertensi di rumah sakit.

5.      Khalayak Sasaran
5.1.     Peserta memiliki kemauan dan ketersediaan waktu untuk mengikuti penyuluhan tersebut
5.2.      Batas maksimal umur peserta adalah 40 tahun, dengan pendidikan minimum SMU sederajat
5.3.     Peserta mempunyai komitmen tinggi untuk menyebarluaskan materi penyuluhan kepada orang lain/keluarga lain
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.      Pengertian Hipertensi
Menurut Sutisna Himawan (1998). Hipertensi adalah kenaikan systole melebihi 140 mmHg dan diastole melebihi 90 mmHg. Dalam buku-buku berbahasa inggris digunakan istilah hypertension yang diambil dari kata hyper yang berarti super atau luar biasa, dan kata tension dari bahasa latin yang berarti tekanan atau tegangan. Atau juga digunakan istilah high blood pressure yang berarti tekanan darah tinggi (Soen I Siauw. 1994).
Tekanan darah tinggi sulit didefinisikan dan cenderung ditentukan berdasarkan data statistik pada penelitian-penelitian yang besar, defenisi hipertensi yang lebih bermanfaat adalah berdasarkan estimasi tingkat tekanan darah yang berkaitan dengan resiko penyakit vaskuler yang meningkat. Pada kasus ini, rekaman di atas 140/90 mmHg dapat dianggap abnormal, tingkat tekanan yang demikian dapat terjadi pada 20% populasi dewasa (Nicholas J. Talley dan Simon O’Connor. 1994).
2.      Penyakit Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi
Penyakit tekanan darah tinggi sangat sulit dideteksi dan didiagnosis kehadirannya. Gejala-gejala yang timbul sebagai pertanda awal kehadirannya cukup banyak antara lain: kepala sering pusing, jantung berdebar-debar, bahu terasa kaku, kesulitan tidur (insomnia), sesak nafas, sembelit (kesukaran buang air besar), kelelahan, mengeluarkan keringat dingin. Penyakit tekanan darah tinggi atau lebih dikenal dengan istilah hipertensi, biasanya lebih banyak ditemukan di kalangan orang berada (orang kaya) dari pada dikalangan rakyat miskin. Hal ini disebabkan oleh pola makan yang kurang tepat, dan kurangnya aktivitas fisik sehari-hari, sehingga menimbulkan penimbunan lemak yang tinggi disekujur tubuh (Mohammad Ngafenan. 1998).
Tekanan darah hanya dapat meninggi bila tahanan arterial perifer terhadap aliran darah meninggi. Kenaikan tahanan perifer dapat disebabkan oleh :
a.         vasokonstriksi yang meluas daripada saluran darah tepi, terutama arteriol dan arteri kecil-kecil.
b.         penyakit organik pembuluh darah yang merata.
Kedua mekanisme ini paling sering merupakan sebab hipertensi sistemik. Jantung harus mempertahankan cardiac output yang normal terhadap tahanan perifer yang meninggi, yang dapat diselenggarakan dengan mengeluarkan tenaga banyak yang dicapai dengan memperpanjang serabut otot disertai hipertrofi. Dari penyelidikan-penyelidikan terakhir ternyata bahwa tingginya hipertensi lebih penting daripada lamanya untuk menyebabkan hipertrofi jantung. (Sutisna Himawan. 1998).
Klasifikasi hipertensi menurut yang telah disetujui oleh National High Blood Pressure Education Program 1998, berikut ini adalah untuk orang dewasa berumur 18 tahun atau lebih. Tekanan darah yang dinyatakan dalam satuan mmHg.

Tekanan                                                  Kategori
TEKANAN DIASTOLIK
Dibawah 85                                Normal
85  – 89                                        Ringan
90 – 104                                       Sedang
106 – 114                                    Berat
di atas 115                                   Berbahaya
TEKANAN SISTOLIK                     
di bawah 140                              Ringan
140 – 159                                    Borderline isolated systolic hypertensioan
di atas 160                                   Isolated systolic hypertension
Yang dimaksud dengan “ringan” adalah high-normal hypertension, “sedang” adalah mild hypertension, “berat” adalah moderate hypertension sedangkan “berbahaya” adalah severe hypertension. Tipe hipertensi lain adalah isolated systolic hypertension, dalam hal ini tekanan diastolik adalah normal             (di bawah 90) tetapi tekanan sistoliknya cukup tinggi. Tekanan sistolik diatas 160 ditentukan sebagai isolated systolic hypertension sedangkan batas 140 – 159 dianggap sebagai borderline isolated systolic hypertension (Soen I Siauw. 1994).
Kira-kira 90 sampai 95% orang menderita hipertensi dikatakan menderita “hipertensi esensial.” Istilah ini berarti bahwa hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui. Walaupun begitu, pada kebanyakan pasien dengan hipertensi esensial, terdapat kecenderungan herediter yang kuat (Arthur C. Guyton dan Jhon E. Hall. 1997).
3.      Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah arteri adalah penting, biasanya pengukuran secara tidak langsung tekanan sistolik dan diastolik dilakukan dengan sfhygnomanometer. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak yang terjadi pada arteri setelah sistole ventrikel dan tekanan darah diastolik adalah tekanan di mana tekanan darah arteri yang menurun selama diastole ventrikel. (Nicholas J. Talley dan Simon O’connor. 1994).
Menurut Anne Griffin Perry dan Patricia A. Potter (2000) Cara pengukuran tekanan darah adalah :
3.1    Siapkan satu set alat pengukur tekanan darah :
3.1.1   Stetoskop
3.1.2   Sfhygnomanometer dengan manset
3.1.3   Pena, pensil, dan kertas untuk catatan hasil pengukuran
3.1.4   Langkah – langkah pengukuran tekanan darah :
3.1.5   Tentukan ukuran manset yang tepat, lebar kantung yang dapat dikembangkan didalam manset harus mencapai 40% dan lingkar titik tengah lengan tempat manset digunakan.
3.1.6   Tentukan sisi terbaik untuk penempatan manset, hindari ekstremitas/anggota gerak dengan jalur intra vena, shunt/aliran arteriovena, adanya trauma atau tempat yang mengalami paralisis/kelumpuhan atau paresis/kelemahan setelah serebrovaskular (CVA/Stroke)
3.1.7   Bantu klien untuk duduk dengan nyaman, dengan lengan agak ditekuk, lengan bawah disangga setinggi jantung, dan telapak tangan tertelentang.
3.1.8   Cuci tangan
3.1.9   Sisingkan baju lengan atas klien dengan penuh.
3.1.10 Raba nadi/arteri brakhialis (pada sisi medial/tengah bawah otot bisep) posisi manset 2,5 cm (1 inci) diatas tempat denyutan (fosa antekubital).
3.1.11 Pusatkan tanda panah pada manset sejajar dengan arteri brakhial.
3.1.12 Kempiskan manset dengan sempurna, lingkarkan manset dan kencangkan mengitari lengan atas.
3.1.13 Pastikan bahwa manometer terletak pada setinggi titik pandang mata. Pengamat harus tidak lebih dari 1 (satu) meter jauhnya.
3.1.14 Raba arteri brakhial sambil mengembangkan manset dengan cepat sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana nadi tak terdengar. Dengar perlahan, kempiskan manset dan perhatikan titik dimana nadi terdengar kembali
3.1.15 Tempatkan stetoskop pada kedua telinga nada dan pastikan bunyi jelas terdengar, tidak redup
3.1.16 Kempiskan manset dan tunggu 30 detik.
3.1.17 Periksa lagi tempat arteri brakhial dan tempatkan diafragma stetoskop (atau bel) di atasnya.
3.1.18 Tutup katup kantung tekanan searah jarum jam sampai kencang
3.1.19 Kembangkan manset sampai 30 mmHg di atas tingkat palpasi sistolik  klien
3.1.20 Dengan perlahan lepaskan katup, memungkinkan merkuri turun pada frekuensi 2 sampai 3 mmHg perdetik.
3.1.21 Perhatikan titik pada manometer dimana bunyi jelas pertama terdengar.
3.1.22 Lanjutkan untuk mengempiskan manset secara bertahap, perhatikan titik dimana bunyi redup atau redam menghilang dan titik pada manometer dimana bunyi menghilang, pada orang dewasa perhatikan tekanan pada paling dekat 2 mmHg.
3.1.23 Bila mengulang prosedur tunggu 30 detik.
3.1.24 Lipat manset dan simpan dengan benar
3.1.25 Bantu klien untuk posisi yang diinginkannya dan tutup lengan atasnya.
3.1.26 Catat hasil pada pencatatan medik atau lembar kerja
3.1.27 Cuci tangan.
Lima bunyi berbeda akan terdengar bila manset dikempiskan perlahan-lahan. Bunyi – bunyi itu adalah bunyi Korotkoff, tekanan dimana bunyi pertama kali terdengar pada arteri adalah tekanan darah sistolik (Korotkoff I), bila deflasi (pengempisan) manset diteruskan maka bunyinya bertambah keras (Korotkoff II), kemudian berkurang intensitasnya (Korotkoff III), menjadi sayup (Korotkoff IV) dan kemudian menghilang (korotkoff V). Pemeriksa yang berbeda berpatokan pada K IV dan K V untuk menunjukkan tingkat tekanan diastolik (Nicholas J. Talley dan Simon O’Connor.  1994).

4.      Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tekanan darah
Menurut Soen I Sauw (1994). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tekanan darah yaitu :
4.1    Pengukuran tekanan darah hendaknya dilakukan paling sedikit dua kali sampai tiga kali dan kemudian dihitung rata – ratanya.
4.2    Sebelum mengukur tekanan darah hendaknya membuang air kecil dulu, karena kandung kencing yang penuh mengakibatkan tekanan darah naik.
4.3.   Satu jam sebelum diukur sebaiknya jangan makan, terutama makan – makanan yang mengandung kafein, atau merokok.
4.4    Jangan melakukan olah raga yang berat yang mengakibatkan otot menjadi tegang.
4.5    Jangan minum obat – obatan, misalnya adrenalsteroid, estrogen, atau obat – obatan tanpa resep seperti obat tetes hidung.
4.6    Tubuh jangan sampai kedinginan sekali, karena hal ini akan menyebabkan otot – otot menjadi tegang sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah.
4.7    Jangan memikirkan sesuatu sehingga pikiran menjadi tegang atau cemas dan kuatir.
4.8    Sewaktu diukur tekanan darahnya paling sedikit harus duduk lima menit dengan tenang.
4.9    Duduklah di kursi dan bersandaryang enak dan santai. Lengan harus didukung oleh lengan kursi atau meja yang setaraf atau setinggi dengan kedudukan jantung. Karena mengukur tekanan darah tekanan darah di mana lengannya menggantung tanpa bersandar dapat menaikkan tekanan darah 10 sampai 12 angka.
4.10  Selama dilakukan pengukuran hendaknya tidak berbicara, karena dengan bercakap – cakap dapat menaikkan tekanan darah.
4.11  Pembalut lengan yang dilipatkan pada lengan harus cocok sekali supaya mendapat pengukuran yang tepat. Rongga udara pada pembalut lengan harus dapat melingkari dua  pertiga dari lengan.
  













BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1    Metode Penerapan Kegiatan
Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode penyuluhan yang langsung diberikan kepada masyarakat,.
3.2    Keterkaitan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan mahasiswa karena  berhubungan dengan pelaksanaan praktek kerja lapangan mahasiswa Akper Gapu Jambi tahun 2018 Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi  
3.3    Rancangan Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap masyarakat di wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi dengan diskusi yang terjadi selama penyuluhan, Keterlibatan institusi pendidikan dalam hal ini adalah sebagai promotor dan fasilitator dalam upaya kesehatan masyarakat untuk meningkatkan pendidikan kesehatan bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi i.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil
Kegiatan pengabdian ini telah dilakukan pada tanggal 10 Juni 2013, kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta yang terdiri dari  kepala desa, ketua rt, ketua pemuda, dan masyarakat Desa Rambutan Masam, adapun materi yang diberikan adalah penyuluhan cara mengukur dan deteksi dini dari penyakit hipertensi, serta cara pencegahan dari serangan hipertensi

4.2    Pembahasan
Dari hasil penyuluhan yang telah diberikan tentang pengukuran dan pencegahan dari penyakit hipertensi di Desa Rambutan Masam Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batang Hari dapat dinyatakan bahwa selama kegiatan berlangsung masyarakat sangat antusias hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta yang bertanya dan memperhatikan penyluhan yang di sampaikan oleh tim pengabdian masyarakat Akper Gapu Jambi. Akhir dari pertemuan mahasiswa memantau prilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi di Desa Rambutan Masam.





















Curiculum Vite
1.        Ketua Peneliti
a.   Nama Lengkap                                 : Ns. Suryadi Imran.S.Kep,MKep
b.   Jenis Kelamin                                  : Laki-laki
c.   NIDN                                                  : 1020117201 
d.   Disiplin Ilmu                                      : Keperawatan
e.   Pangkat/Golongan                          : Penata TK I/IIIb
f.    Jabatan Fungsional/Struktural     : Lektor
g.   Fakultas/Jurusan/Program Studi  :Ilmu Keperawatan
h.   Waktu Penelitian                             : 5362 jam / 32minggu

2.        Anggota Peneliti I
a.   Nama Lengkap                                 : Asmeriyani,S.Kep
b.   Jenis Kelamin                                  : Perempuan
c.   NIP/NPP                                            : -
d.   Disiplin Ilmu                                      : Keperawatan
e.   Pangkat/Golongan                          : -
f.    Jabatan Fungsional/Struktural     : Staf Dosen
g.   Fakultas/Jurusan/Program Studi  : Ilmu Keperawatan
h.   Waktu Penelitian                             : 5362 jam / 32 minggu

3.        Anggota Peneliti II
a.   Nama Lengkap                                 : Rudi,S.Kep
b.   Jenis Kelamin                                  : Laki-laki
c.   NIP/NPP                                            : -
d.   Disiplin Ilmu                                      : Keperawatan
e.   Pangkat/Golongan                          : -
f.    Jabatan Fungsional/Struktural     : Staf Dosen Keperawatan
g.   Fakultas/Jurusan/Program Studi  : Ilmu Keperawatan
h.   Waktu Penelitian                             : 5362 jam / 32 minggu


   











DAFTAR PUSTAKA


Anne Griffin Perry dan Patricia A. Potter. 2000. Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi 3 Buku Kedokteran. EGC. Jakarta

Arthur C. Guyton dan Jhon E. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Mohammad  Ngafenan. 1998. Pedoman Lengkap Pengobatan Tekanan Darah Tinggi. CV. Gunung Mas Pekalongan. Jawa Tengah
 
Nicholas J. Talley dan Simon O’Connor. 1994.  Pemeriksaan Klinis Pedoman Diagnosis Fisik.   Bina Rupa Aksara. Jakarta

Soen I. Siauw. 1994. Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi. PT. Dabara Bengawan. Solo. Indonesia

Sutisna Himawan. 1998. Patologi. Bagian Patologik Anatomik. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar