LAPORAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
PENYULUHAN CARA PENGUKURAN
TEKANAN DARAH PADA KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGIDAP HIPERTENSI DI
KACAMATAN JAMBI
TIMUR KOTA JAMBI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
“Penyuluhan Cara Pengukuran
Tekanan Darah Pada Keluarga Dengan Anggota Keluarga Yang Mengidap Di wilayah Kecamatan
Jambi Timur Kota Jambi”.
Bab 2. Pendahuluan
wilayah
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi dengan luas ± 1.455,25 Ha, yang
berbatasan dengan beberapa wilayah, antara lain : Bagian Utara berbatasan
dengan Kabupaten Muaro Jambi, Bagian Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan, Bagian Barat
berbatasan dengan Kecamatan Pasar, Bagian
Timur berbatasan dengan Kelurahan
Kasang. Secara umum kondisi geografis wilayah
terdiri dari perumahan dan perkantoran
dan
terletak di Kota Jambi.
Karakteristik penduduknya
majemuk dan heterogen, dan sebagian besar penduduknya suku melayu jambi, dengan
kebiasaan dan adat istiadat yang bernuansa melayu jambi, rata-rata pekerjaan
penduduknya adalah pekerja pemerintahan dan swasta, penduduk kelurahan
wijayapura ini mempunyai kebiasaan makan-makanan yang asin dan pedas, sehingga
memungkinkan penduduknya terkena tekanan darah tinggi, selain itu karena dukungan ekonomi yang rata-rata
menengah keatas, dengan tingkat beban pekerjaan tinggi yang menjadi stresor
bagi psikologis setiap anggota masyarakatnya, yang juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya tekanan darah tinggi/hipertensi.
Jumlah penderita
hipertensi ± 25% dari jumlah penduduk yang ada di Rambutan Masam orang.
Tingginya angka penderita hipertensi ini menimbulkan masalah yang serius
dibidang kesehatan, karena banyak keluarga dengan anggota keluarganya yang
hipertensi tidak mengetahui bagaimana cara mengontrol tekanan darah, dan apa
yang dilakukan jika tekanan darah meningkat, sehingga kadangkala karena
keterlambatan keluarga dalam mengontrol tekanan darah anggota keluarganya yang
hipertensi dapat berakhir pada kematian, atau menyebabkan komplikasi penyakit
seperti; stroke, penyakit jantung dan lain – lain.
Berdasarkan dari survey
pendahuluan diketahui sekitar 99% keluarga dengan anggota keluarga yang mengidap
hipertensi tidak mengetahui bagaimana cara mengukur dan mengontrol tekanan
darah anggota keluarganya yang menderita hipertensi. Untuk membantu keluarga
dalam meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan maka dirasakan perlu adanya penyuluhan dan
pelatihan pengukuran tekanan darah kepada setiap keluarga dengan anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari fenomena
diatas maka yang menjadi rumusan masalah nya adalah bagaimana “Masih sedikitnya
pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi dan cara pengukuran tekanan
darah pada anggota keluarga yang mengidap hipertensi”.
3. Tujuan
Kegiatan
3.1 Keluarga mengetahui pengertian hipertensi,
serta membedakan tekanan darah yang normal dan abnormal setelah 2 kali
pertemuan.
3.2 Keluarga mengetahui cara mengukur tekanan
darah yang benar dan tepat
3.3 Keluarga mampu secara mandiri melakukan
pengukuran tekanan darah dengan tepat dan benar setelah 4 kali pertemuan.
4. Manfaat
Kegiatan
4.1 Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga
tentang penyakit hipertensi.
4.2 Dapat membantu keluarga dan penderita
hipertensi dalam mengukur tekanan darah
4.3 Dapat membantu meningkatkan status kesehatan
keluarga dan anggota keluarga yang terkena hipertensi
4.4 Membantu keluarga dalam menurunkan biaya
pemeriksaan dan pengobatan hipertensi
4.5 Mengurangi resiko terjadinya komplikasi
akibat hipertensi dan menurunkan biaya/cost akibat perawatan dari komplikasi
hipertensi di rumah sakit.
5. Khalayak
Sasaran
5.1.
Peserta
memiliki kemauan dan ketersediaan waktu untuk mengikuti penyuluhan tersebut
5.2.
Batas maksimal umur peserta adalah 40 tahun,
dengan pendidikan minimum SMU sederajat
5.3.
Peserta
mempunyai komitmen tinggi untuk menyebarluaskan materi penyuluhan kepada orang
lain/keluarga lain
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Pengertian
Hipertensi
Menurut
Sutisna Himawan (1998). Hipertensi adalah kenaikan systole melebihi 140 mmHg
dan diastole melebihi 90 mmHg. Dalam buku-buku berbahasa inggris digunakan
istilah hypertension yang diambil
dari kata hyper yang berarti super
atau luar biasa, dan kata tension
dari bahasa latin yang berarti tekanan atau tegangan. Atau juga digunakan
istilah high blood pressure yang
berarti tekanan darah tinggi (Soen I Siauw. 1994).
Tekanan
darah tinggi sulit didefinisikan dan cenderung ditentukan berdasarkan data
statistik pada penelitian-penelitian yang besar, defenisi hipertensi yang lebih
bermanfaat adalah berdasarkan estimasi tingkat tekanan darah yang berkaitan
dengan resiko penyakit vaskuler yang meningkat. Pada kasus ini, rekaman di atas
140/90 mmHg dapat dianggap abnormal, tingkat tekanan yang demikian dapat
terjadi pada 20% populasi dewasa (Nicholas J. Talley dan Simon O’Connor. 1994).
2. Penyakit Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi
Penyakit
tekanan darah tinggi sangat sulit dideteksi dan didiagnosis kehadirannya.
Gejala-gejala yang timbul sebagai pertanda awal kehadirannya cukup banyak
antara lain: kepala sering pusing, jantung berdebar-debar, bahu terasa kaku,
kesulitan tidur (insomnia), sesak nafas, sembelit (kesukaran buang air besar),
kelelahan, mengeluarkan keringat dingin. Penyakit tekanan darah tinggi atau
lebih dikenal dengan istilah hipertensi, biasanya lebih banyak ditemukan di
kalangan orang berada (orang kaya) dari pada dikalangan rakyat miskin. Hal ini
disebabkan oleh pola makan yang kurang tepat, dan kurangnya aktivitas fisik
sehari-hari, sehingga menimbulkan penimbunan lemak yang tinggi disekujur tubuh
(Mohammad Ngafenan. 1998).
Tekanan
darah hanya dapat meninggi bila tahanan arterial perifer terhadap aliran darah
meninggi. Kenaikan tahanan perifer dapat disebabkan oleh :
a.
vasokonstriksi
yang meluas daripada saluran darah tepi, terutama arteriol dan arteri
kecil-kecil.
b.
penyakit
organik pembuluh darah yang merata.
Kedua
mekanisme ini paling sering merupakan sebab hipertensi sistemik. Jantung harus
mempertahankan cardiac output yang normal terhadap tahanan perifer yang
meninggi, yang dapat diselenggarakan dengan mengeluarkan tenaga banyak yang
dicapai dengan memperpanjang serabut otot disertai hipertrofi. Dari
penyelidikan-penyelidikan terakhir ternyata bahwa tingginya hipertensi lebih
penting daripada lamanya untuk menyebabkan hipertrofi jantung. (Sutisna
Himawan. 1998).
Klasifikasi
hipertensi menurut yang telah disetujui oleh National High Blood Pressure Education Program 1998, berikut ini
adalah untuk orang dewasa berumur 18 tahun atau lebih. Tekanan darah yang
dinyatakan dalam satuan mmHg.
Tekanan
Kategori
TEKANAN
DIASTOLIK
Dibawah
85 Normal
85 – 89 Ringan
90 –
104 Sedang
106
– 114 Berat
di
atas 115 Berbahaya
TEKANAN
SISTOLIK
di
bawah 140 Ringan
140
– 159 Borderline isolated systolic hypertensioan
di atas 160 Isolated systolic hypertension
Yang
dimaksud dengan “ringan” adalah high-normal
hypertension, “sedang” adalah mild
hypertension, “berat” adalah moderate
hypertension sedangkan “berbahaya” adalah severe hypertension. Tipe hipertensi lain adalah isolated systolic hypertension, dalam
hal ini tekanan diastolik adalah normal (di bawah 90) tetapi tekanan
sistoliknya cukup tinggi. Tekanan sistolik diatas 160 ditentukan sebagai isolated systolic hypertension sedangkan
batas 140 – 159 dianggap sebagai borderline
isolated systolic hypertension (Soen I Siauw. 1994).
Kira-kira
90 sampai 95% orang menderita hipertensi dikatakan menderita “hipertensi
esensial.” Istilah ini berarti bahwa hipertensi dengan penyebab yang tidak
diketahui. Walaupun begitu, pada kebanyakan pasien dengan hipertensi esensial,
terdapat kecenderungan herediter yang kuat (Arthur C. Guyton dan Jhon E. Hall.
1997).
3. Pengukuran
Tekanan Darah
Pengukuran
tekanan darah arteri adalah penting, biasanya pengukuran secara tidak langsung
tekanan sistolik dan diastolik dilakukan dengan sfhygnomanometer. Tekanan darah
sistolik adalah tekanan puncak yang terjadi pada arteri setelah sistole
ventrikel dan tekanan darah diastolik adalah tekanan di mana tekanan darah
arteri yang menurun selama diastole ventrikel. (Nicholas J. Talley dan Simon
O’connor. 1994).
Menurut
Anne Griffin Perry dan Patricia A. Potter (2000) Cara pengukuran tekanan darah
adalah :
3.1 Siapkan satu set alat pengukur tekanan darah
:
3.1.1 Stetoskop
3.1.2 Sfhygnomanometer dengan manset
3.1.3 Pena, pensil, dan kertas untuk catatan hasil
pengukuran
3.1.4 Langkah – langkah pengukuran tekanan darah :
3.1.5 Tentukan ukuran manset yang tepat, lebar
kantung yang dapat dikembangkan didalam manset harus mencapai 40% dan lingkar
titik tengah lengan tempat manset digunakan.
3.1.6 Tentukan sisi terbaik untuk penempatan
manset, hindari ekstremitas/anggota gerak dengan jalur intra vena, shunt/aliran
arteriovena, adanya trauma atau tempat yang mengalami paralisis/kelumpuhan atau
paresis/kelemahan setelah serebrovaskular (CVA/Stroke)
3.1.7 Bantu klien untuk duduk dengan nyaman, dengan
lengan agak ditekuk, lengan bawah disangga setinggi jantung, dan telapak tangan
tertelentang.
3.1.8 Cuci tangan
3.1.9 Sisingkan baju lengan atas klien dengan
penuh.
3.1.10 Raba nadi/arteri brakhialis (pada sisi
medial/tengah bawah otot bisep) posisi manset 2,5 cm (1 inci) diatas tempat
denyutan (fosa antekubital).
3.1.11 Pusatkan tanda panah pada manset sejajar dengan
arteri brakhial.
3.1.12 Kempiskan manset dengan sempurna, lingkarkan
manset dan kencangkan mengitari lengan atas.
3.1.13 Pastikan bahwa manometer terletak pada setinggi
titik pandang mata. Pengamat harus tidak lebih dari 1 (satu) meter jauhnya.
3.1.14 Raba arteri brakhial sambil mengembangkan
manset dengan cepat sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana nadi tak
terdengar. Dengar perlahan, kempiskan manset dan perhatikan titik dimana nadi
terdengar kembali
3.1.15 Tempatkan stetoskop pada kedua telinga nada dan
pastikan bunyi jelas terdengar, tidak redup
3.1.16 Kempiskan manset dan tunggu 30 detik.
3.1.17 Periksa lagi tempat arteri brakhial dan
tempatkan diafragma stetoskop (atau bel) di atasnya.
3.1.18 Tutup katup kantung tekanan searah jarum jam
sampai kencang
3.1.19 Kembangkan manset sampai 30 mmHg di atas
tingkat palpasi sistolik klien
3.1.20 Dengan perlahan lepaskan katup, memungkinkan
merkuri turun pada frekuensi 2 sampai 3 mmHg perdetik.
3.1.21 Perhatikan titik pada manometer dimana bunyi
jelas pertama terdengar.
3.1.22 Lanjutkan untuk mengempiskan manset secara
bertahap, perhatikan titik dimana bunyi redup atau redam menghilang dan titik
pada manometer dimana bunyi menghilang, pada orang dewasa perhatikan tekanan pada
paling dekat 2 mmHg.
3.1.23 Bila mengulang prosedur tunggu 30 detik.
3.1.24 Lipat manset dan simpan dengan benar
3.1.25 Bantu klien untuk posisi yang diinginkannya dan
tutup lengan atasnya.
3.1.26 Catat hasil pada pencatatan medik atau lembar
kerja
3.1.27 Cuci tangan.
4. Hal
– hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tekanan darah
Menurut
Soen I Sauw (1994). Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tekanan darah yaitu :
4.1 Pengukuran tekanan darah hendaknya dilakukan
paling sedikit dua kali sampai tiga kali dan kemudian dihitung rata – ratanya.
4.2 Sebelum mengukur tekanan darah hendaknya
membuang air kecil dulu, karena kandung kencing yang penuh mengakibatkan
tekanan darah naik.
4.3. Satu jam sebelum diukur sebaiknya jangan
makan, terutama makan – makanan yang mengandung kafein, atau merokok.
4.4 Jangan melakukan olah raga yang berat yang
mengakibatkan otot menjadi tegang.
4.5 Jangan minum obat – obatan, misalnya
adrenalsteroid, estrogen, atau obat – obatan tanpa resep seperti obat tetes
hidung.
4.6 Tubuh jangan sampai kedinginan sekali,
karena hal ini akan menyebabkan otot – otot menjadi tegang sehingga menyebabkan
kenaikan tekanan darah.
4.7 Jangan memikirkan sesuatu sehingga pikiran
menjadi tegang atau cemas dan kuatir.
4.8 Sewaktu diukur tekanan darahnya paling
sedikit harus duduk lima menit dengan tenang.
4.9 Duduklah di kursi dan bersandaryang enak dan
santai. Lengan harus didukung oleh lengan kursi atau meja yang setaraf atau
setinggi dengan kedudukan jantung. Karena mengukur tekanan darah tekanan darah
di mana lengannya menggantung tanpa bersandar dapat menaikkan tekanan darah 10
sampai 12 angka.
4.10 Selama dilakukan pengukuran hendaknya tidak
berbicara, karena dengan bercakap – cakap dapat menaikkan tekanan darah.
4.11 Pembalut lengan yang dilipatkan pada lengan
harus cocok sekali supaya mendapat pengukuran yang tepat. Rongga udara pada
pembalut lengan harus dapat melingkari dua pertiga dari lengan.
BAB
III
METODE
DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Metode
Penerapan Kegiatan
Metode yang digunakan
dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode penyuluhan yang langsung
diberikan kepada masyarakat,.
3.2 Keterkaitan
Kegiatan
pengabdian masyarakat ini melibatkan mahasiswa karena berhubungan dengan pelaksanaan praktek kerja
lapangan mahasiswa Akper Gapu Jambi tahun 2018 Kecamatan Jambi
Timur Kota Jambi
3.3 Rancangan
Evaluasi
Evaluasi dilakukan
terhadap masyarakat di wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi dengan diskusi yang terjadi selama penyuluhan, Keterlibatan
institusi pendidikan dalam hal ini adalah sebagai promotor dan fasilitator
dalam upaya kesehatan masyarakat untuk meningkatkan pendidikan kesehatan bagi
masyarakat di wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi i.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kegiatan
pengabdian ini telah dilakukan pada tanggal 10 Juni 2013, kegiatan ini diikuti
oleh 20 orang peserta yang terdiri dari
kepala desa, ketua rt, ketua pemuda, dan masyarakat Desa Rambutan Masam,
adapun materi yang diberikan adalah penyuluhan cara mengukur dan deteksi dini
dari penyakit hipertensi, serta cara pencegahan dari serangan hipertensi
4.2 Pembahasan
Dari
hasil penyuluhan yang telah diberikan tentang pengukuran dan pencegahan dari
penyakit hipertensi di Desa Rambutan Masam Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten
Batang Hari dapat dinyatakan bahwa selama kegiatan berlangsung masyarakat
sangat antusias hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta yang bertanya dan
memperhatikan penyluhan yang di sampaikan oleh tim pengabdian masyarakat Akper
Gapu Jambi. Akhir dari pertemuan mahasiswa memantau prilaku masyarakat dalam
pencegahan penyakit hipertensi di Desa Rambutan Masam.
Curiculum Vite
1.
Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap :
Ns. Suryadi Imran.S.Kep,MKep
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIDN : 1020117201
d. Disiplin Ilmu :
Keperawatan
e. Pangkat/Golongan : Penata TK I/IIIb
f. Jabatan Fungsional/Struktural : Lektor
g. Fakultas/Jurusan/Program Studi :Ilmu Keperawatan
h. Waktu Penelitian : 5362 jam / 32minggu
2.
Anggota
Peneliti I
a. Nama Lengkap :
Asmeriyani,S.Kep
b. Jenis Kelamin :
Perempuan
c. NIP/NPP :
-
d. Disiplin Ilmu :
Keperawatan
e. Pangkat/Golongan : -
f. Jabatan Fungsional/Struktural : Staf Dosen
g. Fakultas/Jurusan/Program Studi : Ilmu Keperawatan
h. Waktu Penelitian : 5362 jam / 32 minggu
3.
Anggota
Peneliti II
a. Nama Lengkap :
Rudi,S.Kep
b. Jenis Kelamin :
Laki-laki
c. NIP/NPP :
-
d. Disiplin Ilmu :
Keperawatan
e. Pangkat/Golongan : -
f. Jabatan Fungsional/Struktural : Staf Dosen Keperawatan
g. Fakultas/Jurusan/Program Studi : Ilmu Keperawatan
h. Waktu Penelitian : 5362 jam / 32 minggu
DAFTAR PUSTAKA
Anne Griffin Perry dan
Patricia A. Potter. 2000. Keterampilan
Dan Prosedur Dasar. Edisi 3 Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
Arthur C. Guyton dan
Jhon E. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Mohammad Ngafenan. 1998. Pedoman Lengkap Pengobatan Tekanan Darah Tinggi. CV. Gunung Mas
Pekalongan. Jawa Tengah
Nicholas J. Talley dan
Simon O’Connor. 1994. Pemeriksaan Klinis Pedoman Diagnosis Fisik. Bina
Rupa Aksara. Jakarta
Sutisna Himawan. 1998. Patologi. Bagian Patologik Anatomik.
Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia . Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar