NGC/nursing group centre
Blog ini berisi informasi seputar pendidikan, kesehatan, keperawatan, klinik, penelitian, jurnal dan artikel
Minggu, 05 Juli 2020
Senin, 25 Maret 2019
ENYULUHAN DAN PENANGGULANGAN GED PADA MASYARAKAT DESA TARIKAN KABUPATEN MUARO JAMBI
LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
PENYULUHAN DAN
PENANGGULANGAN GED PADA MASYARAKAT
DESA TARIKAN KABUPATEN
MUARO JAMBI
Oleh:
Ketua
|
Ns.Suryadi
Imran,S.Kep,M.Kep
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
AKADEMI
KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
“Penyuluhan Penanganan
Dehidrasi Ringan Pada Anggota Keluarga yang Menderita Diare Di Desa Tarikan
Kecamatan Kumpeh Ului Kabupaten Muaro Jambi”.
Bab 2. Pendahuluan
Desa Tarikan merupakan salah satu wilayah dari Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaaten Muaro Jambi memiliki luas ± 11000Ha, yang berbatasan
dengn beberapa wilayah antara lain :
a.
Sebelah
Utara : Berbatasan dengan Desa Sakean
b.
Sebelah
Selatan : Berbatasan dengan
Desa Sungai Terap
c.
Sebelah
Barat : Berbatasan dengan Desa Ramin
d.
Sebelah
Timur : Berbatasan dengan Desa Sumber
Jaya
Desa Tarikan terletak di ketinggian M diatas permukaan laut.
Secara umum kondisi geografis wilayah terdiri dari lahan perkebunan dan lahan
pertanian (Sumber:Pemerintah Desa Tarikan).
.
Karakteristik penduduknya
majemuk dan heterogen, dan sebagian besar penduduknya suku melayu jambi, dengan
kebiasaan dan adat istiadat yang bernuansa melayu jambi, rata-rata pekerjaan
penduduknya adalah pekerja pemerintahan dan swasta, penduduk desa tarikan ini sebagian
besar mempunyai kebiasaan menggunakan air sungai sebagai bahan untuk memasak
air dan makanan yang di komsumsi setiap hari, sehingga memungkinkan penduduknya
terkena diare cukup tinggi, selain itu
karena dukungan sanitasi lingkungan yang kurang baik, hal ini terlihat
dari hasil survey bahwa banyak ditemukan lalat-lalat di setiap rumah penduduk
yang mengkontaminasi makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari di desa
tersebut. Kemudian jarak sumber air bersih dengan tempat
pembuangan limbah WC di Desa Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
yang memiliki persentase terbesar adalah >10 meter sebanyak 356 KK (69.40%),
sedangkan yang memiliki persentase terkecil adalah <10 meter sebanyak 157 KK
(31.60%).
Jumlah
penderita diare ± 8.42% dari jumlah penduduk 1045 0rang yang ada di Desa Tarikan
88 orang menderita diare. banyaknya penderita diare ini menimbulkan masalah
yang serius dibidang kesehatan, karena banyak keluarga dengan anggota
keluarganya yang diare tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi dehidrasi
akibat diare, dan apa yang dilakukan jika mengalami dehidrasi, sehingga
kadangkala karena keterlambatan keluarga dalam mencegah terjadinya diare anggota
keluarganya yang diare dapat berakhir pada kematian, atau menyebabkan
komplikasi penyakit seperti; shock hipovolemi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan
dari fenomena diatas maka yang menjadi rumusan masalah nya adalah bagaimana
“Masih sedikitnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan dehidrasi anggota
keluarga yang mengidap diare”.
3. Tujuan Kegiatan
3.1 Keluarga mengetahui pengertian diare, serta
membedakan dehidrasi ringan, sedang dan berat setelah 2 kali pertemuan.
3.2 Keluarga mengetahui cara mencegah dehidrasi
yang benar dan tepat
3.3 Keluarga mampu secara mandiri melakukan pencegahan
dehidrasi dengan tepat dan benar setelah 4 kali pertemuan.
4. Manfaat Kegiatan
4.1 Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga
tentang penyakit diare.
4.2 Dapat membantu keluarga dan penderita diare
dalam mencegah dehidrasi
4.3 Dapat membantu meningkatkan status kesehatan
keluarga dan anggota keluarga yang terkena diare
4.4 Membantu keluarga dalam menurunkan biaya
pemeriksaan dan pengobatan diare
4.5 Mengurangi resiko terjadinya komplikasi
akibat diare dan menurunkan biaya/cost akibat perawatan dari komplikasi diare
di rumah sakit.
5. Khalayak Sasaran
5.1.
Peserta
memiliki kemauan dan ketersediaan waktu untuk mengikuti penyuluhan tersebut
5.2.
Batas maksimal umur peserta adalah 40 tahun,
dengan pendidikan minimum SMU sederajat
5.3.
Peserta
mempunyai komitmen tinggi untuk menyebarluaskan materi penyuluhan kepada orang
lain/keluarga lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1.
Pengertian
Diare adalah frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja. (FKUI, 1997).
Diare adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam
kebiasaan BAB yang normal, ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan
feses yang tidak berbentuk. (Susan Martin T., 1998 : 8).
Diare adalah defakasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah dan lendir dalam tinja. (Suharyono, 1999 : 51).
Diare adalah bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi tinja
yang dikeluarkan. (Soepario Pitono, dkk, 1999).
2.
Etiologi
Menurut Depkes RI (1998), Penyebab utamanya adalah beberapa kuman usus,
yaitu rota virus, esche richio coli, shigella, cryptosporidium, vibro
cholerae, dan salmonella.
Selain kuman, ada beberapa perilaku yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya diare, yaitu :
a.
Tidak memberikan ASI secara penuh
untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan.
b.
Menggunakan botol susu.
c.
Menyimpan makanan masak pada suhu
kamar.
d.
Air minum tercemar dengan bakteri
tinja.
e.
Tidak mencuci tangan sesudah buang
air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memegang makanan.
3.
Patofisiologi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan
faktor, di antaranya :
a.
Faktor infeksi; proses ini dapat
diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan
yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat
menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus
yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan
elektrolit, atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan sistem
transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian
sekresi cairan dan elektrolit meningkat.
b.
Faktor anal absorpsi merupakan
kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
c.
Faktor makanan, ini dapat terjadi
apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik, sehingga terjadi
peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
d.
Faktor psikologis dapat
mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi
proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare. (Setyowati &
Nurhaeni, 2001).
Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut :
a.
Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
b.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya: toksin pada dinding usus, akan
terjadi peningkatan sekresi dan elektrolit ke dalam rongga usus, selanjutnya
timbul diare, karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c.
Gangguan otilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltik usus
menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga
selanjutnya timbul diare pula.
4.
Manifestasi Klinis
Menurut Ngastiyah (2005), manifestasi klinis pada penyakit diare adalah
:
a.
Pasien cengeng
b.
Gelisah
c.
Suhu tubuh biasanya meningkat
d.
Nafsu makan berkurang atau tidak
ada
e.
Tinja cair, mungkin disertai
lendir
f.
Buang air besar sering
g.
Muntah
h.
Turgor kulit kering
i.
Mata dan ubun-ubun cekung
j.
Mulut tampak kering.
Menurut Suryadi (2002), manifestasi klinis pada penyakit diare adalah :
a.
Awalnya anak menjadi cengeng dan
gelisah
b.
Buang air besar mungkin sering dan
banyak sekali
c.
Mual dan muntah
d.
Dehidrasi
e.
Anoreksia
f.
Suhu badan mungkin meningkat
g.
Lemah
h.
Turgor kulit jelek
i.
Kadang-kadang ada darah dalam
tinja.
j.
Pucat.
Menurut Nursalam (2005), manifestasi klinis pada penyakit diare adalah
:
a.
Diare tanpa dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
atau ringan atau sedang.
b.
Diare dengan dehidrasi
ringan/sedang
Terdapat dua lebih tanda-tanda berikut :
-
Gelisah, rewel atau mudah marah
-
Mata cekung
-
Haus, minum dengan lahap
-
Cubitan kulit perut kembalinya
lambat.
c.
Diare dengan dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :
-
Letargis atau tidak sadar
-
Mata cekung
-
Tidak bisa minum atau malas minum
-
Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat.
d.
Diare persisten
Diare selama 14 hari atau lebih tanpa disertai tanda dehidrasi.
e.
Diare persisten berat
Diare selama 14 hari atau lebih disertai tanda dehidrasi.
f.
Disentri
Terdapat darah dalam tinja (berak campur darah).
5.
Klasifikasi Diare
Menurut Nursalam (2005), klasifikasi penyakit diare adalah :
a.
Diare akut, terbagi atas :
-
Diare dengan dehidrasi berat
-
Diare dengan dehidrasi
ringan/sedang
-
Diare tanpa dehidrasi.
b.
Diare persisten, bila diare
berlangsung selama 14 hari atau lebih, terbagi atas :
-
Diare persisten dengan dehidrasi
-
Diare persisten tanpa dehidrasi
c.
Disentri, apabila diare
berlangsung disertai dengan darah.
Tabel 1.
Derajat Dehidrasi Batasa WHO
Tanda dan
Gejala
|
Dehidrasi
Ringan
|
Dehidrasi
Sedang
|
Dehidrasi
Berat
|
Keadaan
umum
Denyut
nadi
Pernafasan
Ubun-ubun
Kelopak mata
Air mata
Selaput lendir
Elastisitas
kulit
Air
seni
|
Sakit, gelisah, haus
Normal :
Kurang dari 129 /menit
Normal
Normal
Ada
Ada
Lembab
Jika dicubit segera kembali normal
Normal
|
Gelisah, ngantuk, rewel
Cepat dan lemah :
120-140 /menit
Dalam tapi cepat
Cekung
Cekung
Tidak ada
Kering
Untuk kembali normal lambat
Berkurang, berwarna tua
|
Ngantuk, lemas, berkeringat, pucat, dapat pingsan
Cepat, haus, kadang tidak teraba
Dalam, cepat
Sangat cekung
Sangat cekung
Sangat kering
Sangat kering
Untuk kembali normal sangat lambat
Tidak kencing
|
Sumber
: Widjaja, 2001.
6.
Penatalaksanaan Secara
Medis dan Perawatan
Menurut Nursalam (2005), klasifikasi penyakit diare adalah :
a.
Penatalaksanaan secara medis
-
Pengembalian cairan dan elektrolit
yang hilang (dehidrasi) cairan yang dapat diberikan adalah RL dan larutan NaCL
0,9% Natrium Bikarbonat 2:1.
-
Garam diare dan elektrolit.
-
Obat-obatan, misalnya: Prednison.
Cara memberikan cairan dalam terapi dehidrasi :
1)
Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum (ada libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi.
2)
Dehidrasi ringan
-
1 jam pertama : 25-50 ml/kg BB
peroral (intragastrik)
b.
Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari
ada libitum.
BAB
III
METODOLOGI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Metode
Penerapan Kegiatan
Pelaksanaan penerapan pengabdian ini menggunakan
metode pendidikan kepada masyarakat, melalui metode penyuluhan dan pemberian
oralit
3.2 Keterkaitan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini akan melibatkan
Seluruh Masyarakat yang ada diwilayah kerja Desa Tarikan Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
3.3 Rancangan
Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap masyarakat diwilayah Desa
Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, dengan diskusi yang terjadi selama penyuluhan.disamping itu secara umum
dapat dilihat dilapangan apakah masyarakat selalu melakukan kontrol tekanan darah dengan memanfaatkan tenaga kesehatan
setempat yang ada diwilayah
Kerja Desa
Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
3.4 Pelaksanaannya
Kegiatan
Pengabdian ini dilaksanakan
Hari : Selasa
Tanggal : !0 Maret 2016
Pukul : 13.00 s/d Selesai
Tempat : SD Desa Tarikan
Peserta
: Masyarakat Desa Tarikan
Kec Kumpeh Ulu
Alat/ Instrumen: Sebagai alat dalam kegiatan
pengabdian ini adalah infokus dan leaflet
\
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kegiatan pengabdian ini telah dilakukan
pada tanggal Juni 2013. Kegiatan ini
diikuti oleh 40 orang peserta
yang terdiri dari kepala dusun, ketua pemuda dan masyarakat desa yang
dibawah binaan Desa Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi. Tempat kegiatan di Gedung SD Desa Tarikan. Adapun materi
yang di berikan adalah pengendalian
tekanan darah, yang di sampaikan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Garuda Putih Jambi.
4.2 Pembahasan
Dari hasil penyuluhan yang telah
diberikan tentang Penanganan diare di Desa
Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, dapat di
nyatakan bahwa selama penyajian yang di berikan oleh tim Pengabdian Masyarakat Akper Gapu Jambi terlihat
para peserta sangat antusias dan nampak memperhatikan apa yang di sampaikan
oleh nara sumber, setelah nara sumber selesai menjelaskan banyak dari para
peserta bertanya tentang materi yang telah di sampaikan.diantaranya mengapa mereka menderita tekanan darah tinggi,
setelah semua
pertanyaan yang diberikan oleh peserta di jawab oleh Tim Pengabdian Masyarakat Akper Gapu Jambi nampak
seluruh peserta mengerti dan memahami apa yang telah disampaikan oleh
narasumber. Akhir
dari pertemuan
kader dan para petugas kesehatan yang ada di Desa Tarikan
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, akan memantau
kembali perilaku masyarakat yang dibawah binaan Desa Tarikan
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan,M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Rineka Cipta.Jakarta
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.2008. Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Jambi tahun 2007. Jakarta.
Http://data-stroke.blogspot.com/2010/03/data-stroke.html, diakses tanggal 05
juli 2012 jam 16.58)
Http://jurnalpsik.wordpress.com/2011/10/06/artikel-6/ diakses pada tanggal 5 juli 2012 jam 23.29 wib
Iskandar Junaidi.2011.Stroke waspadai ancamannya. Penerbit
ANDI.Yogyakarta
Mubarak, Iqbal dan Chayatin.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat; teori dan aplikasi.Salemba
Medika.Jakarta
Notoatmodjo Soekidjo.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta
Setiadi. 2008. Konsep
dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu. Yogyakarta
Sulistyo_Andarmoyo.2012. Keperawatan Keluarga; konsep teori, proses dan praktik keperawatan.
Graha Ilmu. Yogyakarta
Langganan:
Postingan (Atom)