LAPORAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
PENYULUHAN PENANGANAN DIARE PADA MASYARAKAT DI DESA MENDALO LAUT KABUPATEN MUARO JAMBI
Oleh:
Ns.
SURYADI IMRAN,.MKep.
|
NIDN:
|
1020117201
|
AKADEMI KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
Februari 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
“Penyuluhan Penanganan Dehidrasi Ringan Pada Anggota
Keluarga yang Menderita Diare Di Desa Mendalo Laut Kabupaten Muaro Jambi”.
Bab 2. Pendahuluan
Desa Mendalo Laut merupakan salah satu wilayah Kabupaten Muaro Jambi dengan luas ± 80.455,25 Ha, yang berbatasan dengan beberapa wilayah, antara lain :
Bagian Utara berbatasan dengan Desa Mendalo darat, Bagian Selatan berbatasan dengan
Desa Pulau, Bagian Barat berbatasan dengan Kecamatan Jambi Kecik,
Bagian Timur berbatasan dengan Kecamatan Aurduri. Secara umum kondisi geografis
wilayah terdiri dari perkebunan dan terletak di daerah pinggiran sungai batang hari
.
Karakteristik penduduknya majemuk dan heterogen, dan sebagian
besar penduduknya suku melayu jambi, dengan kebiasaan dan adat istiadat yang
bernuansa melayu jambi, rata-rata pekerjaan penduduknya adalah pekerja
pemerintahan dan swasta, penduduk desa mendalo laut ini
sebagian besar mempunyai kebiasaan menggunakan air sungai sebagai bahan untuk
memasak air dan makanan yang di komsumsi setiap hari, sehingga memungkinkan
penduduknya terkena diare cukup tinggi, selain itu karena dukungan sanitasi lingkungan yang
kurang baik, hal ini terlihat dari hasil survey bahwa banyak ditemukan
lalat-lalat di setiap rumah penduduk yang mengkontaminasi makanan dan minuman
yang dikonsumsi setiap hari di desa tersebut. Kemudian jarak
sumber air bersih dengan tempat pembuangan limbah WC di Desa mendalo laut
Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki persentase terbesar adalah >10 meter
sebanyak 356 KK (69.40%), sedangkan yang memiliki persentase terkecil adalah
<10 meter sebanyak 157 KK (31.60%).
Jumlah penderita diare ± 8.42% dari jumlah penduduk 1045
0rang yang ada di Desa mendalo
laut 88 orang menderita diare. banyaknya penderita
diare ini menimbulkan masalah yang serius dibidang kesehatan, karena banyak
keluarga dengan anggota keluarganya yang diare tidak mengetahui bagaimana cara
mengatasi dehidrasi akibat diare, dan apa yang dilakukan jika mengalami
dehidrasi, sehingga kadangkala karena keterlambatan keluarga dalam mencegah
terjadinya diare anggota keluarganya yang diare dapat berakhir pada kematian,
atau menyebabkan komplikasi penyakit seperti; shock hipovolemi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari fenomena diatas maka yang menjadi
rumusan masalah nya adalah bagaimana “Masih sedikitnya pengetahuan keluarga
tentang pencegahan dehidrasi anggota keluarga yang mengidap diare”.
3. Tujuan Kegiatan
3.1 Keluarga
mengetahui pengertian diare, serta membedakan dehidrasi ringan, sedang dan
berat setelah 2 kali pertemuan.
3.2 Keluarga
mengetahui cara mencegah dehidrasi yang benar dan tepat
3.3 Keluarga
mampu secara mandiri melakukan pencegahan dehidrasi dengan tepat dan benar
setelah 4 kali pertemuan.
4. Manfaat Kegiatan
4.1 Dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit diare.
4.2 Dapat
membantu keluarga dan penderita diare dalam mencegah dehidrasi
4.3 Dapat
membantu meningkatkan status kesehatan keluarga dan anggota keluarga yang
terkena diare
4.4 Membantu
keluarga dalam menurunkan biaya pemeriksaan dan pengobatan diare
4.5 Mengurangi
resiko terjadinya komplikasi akibat diare dan menurunkan biaya/cost akibat
perawatan dari komplikasi diare di rumah sakit.
5. Khalayak Sasaran
5.1.
Peserta memiliki kemauan dan
ketersediaan waktu untuk mengikuti penyuluhan tersebut
5.2.
Batas maksimal umur peserta adalah 40 tahun,
dengan pendidikan minimum SMU sederajat
5.3.
Peserta mempunyai komitmen
tinggi untuk menyebarluaskan materi penyuluhan kepada orang lain/keluarga lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1.
Pengertian
Diare adalah frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja. (FKUI, 1997).
Diare adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam
kebiasaan BAB yang normal, ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan
feses yang tidak berbentuk. (Susan Martin T., 1998 : 8).
Diare adalah defakasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah dan lendir dalam tinja. (Suharyono, 1999 : 51).
Diare adalah bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi tinja
yang dikeluarkan. (Soepario Pitono, dkk, 1999).
2.
Etiologi
Menurut Depkes RI (1998), Penyebab utamanya adalah beberapa kuman usus,
yaitu rota virus, esche richio coli, shigella, cryptosporidium, vibro
cholerae, dan salmonella.
Selain kuman, ada beberapa perilaku yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya diare, yaitu :
a.
Tidak memberikan ASI secara penuh
untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan.
b.
Menggunakan botol susu.
c.
Menyimpan makanan masak pada suhu
kamar.
d.
Air minum tercemar dengan bakteri
tinja.
e.
Tidak mencuci tangan sesudah buang
air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memegang makanan.
3.
Patofisiologi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan
faktor, di antaranya :
a.
Faktor infeksi; proses ini dapat
diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan
yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat
menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus
yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan
elektrolit, atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan sistem
transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian
sekresi cairan dan elektrolit meningkat.
b.
Faktor anal absorpsi merupakan
kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
c.
Faktor makanan, ini dapat terjadi
apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik, sehingga terjadi
peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
d.
Faktor psikologis dapat
mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi
proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare. (Setyowati &
Nurhaeni, 2001).
Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut :
a.
Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
b.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya: toksin pada dinding usus, akan
terjadi peningkatan sekresi dan elektrolit ke dalam rongga usus, selanjutnya
timbul diare, karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c.
Gangguan otilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltik usus
menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga
selanjutnya timbul diare pula.
4.
Manifestasi Klinis
Menurut Ngastiyah (2005), manifestasi klinis pada penyakit diare adalah
:
a.
Pasien cengeng
b.
Gelisah
c.
Suhu tubuh biasanya meningkat
d.
Nafsu makan berkurang atau tidak
ada
e.
Tinja cair, mungkin disertai
lendir
f.
Buang air besar sering
g.
Muntah
h.
Turgor kulit kering
i.
Mata dan ubun-ubun cekung
j.
Mulut tampak kering.
Menurut Suryadi (2002), manifestasi klinis pada penyakit diare adalah :
a.
Awalnya anak menjadi cengeng dan
gelisah
b.
Buang air besar mungkin sering dan
banyak sekali
c.
Mual dan muntah
d.
Dehidrasi
e.
Anoreksia
f.
Suhu badan mungkin meningkat
g.
Lemah
h.
Turgor kulit jelek
i.
Kadang-kadang ada darah dalam
tinja.
j.
Pucat.
Menurut Nursalam (2005), manifestasi klinis pada penyakit diare adalah
:
a.
Diare tanpa dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
atau ringan atau sedang.
b.
Diare dengan dehidrasi
ringan/sedang
Terdapat dua lebih tanda-tanda berikut :
-
Gelisah, rewel atau mudah marah
-
Mata cekung
-
Haus, minum dengan lahap
-
Cubitan kulit perut kembalinya
lambat.
c.
Diare dengan dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :
-
Letargis atau tidak sadar
-
Mata cekung
-
Tidak bisa minum atau malas minum
-
Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat.
d.
Diare persisten
Diare selama 14 hari atau lebih tanpa disertai tanda dehidrasi.
e.
Diare persisten berat
Diare selama 14 hari atau lebih disertai tanda dehidrasi.
f.
Disentri
Terdapat darah dalam tinja (berak campur darah).
5.
Klasifikasi Diare
Menurut Nursalam (2005), klasifikasi penyakit diare adalah :
a.
Diare akut, terbagi atas :
-
Diare dengan dehidrasi berat
-
Diare dengan dehidrasi
ringan/sedang
-
Diare tanpa dehidrasi.
b.
Diare persisten, bila diare
berlangsung selama 14 hari atau lebih, terbagi atas :
-
Diare persisten dengan dehidrasi
-
Diare persisten tanpa dehidrasi
c.
Disentri, apabila diare berlangsung
disertai dengan darah.
Tabel 1.
Derajat Dehidrasi Batasa WHO
Tanda dan
Gejala
|
Dehidrasi
Ringan
|
Dehidrasi
Sedang
|
Dehidrasi
Berat
|
Keadaan
umum
Denyut
nadi
Pernafasan
Ubun-ubun
Kelopak mata
Air mata
Selaput lendir
Elastisitas
kulit
Air
seni
|
Sakit, gelisah, haus
Normal :
Kurang dari 129 /menit
Normal
Normal
Ada
Ada
Lembab
Jika dicubit segera kembali normal
Normal
|
Gelisah, ngantuk, rewel
Cepat dan lemah :
120-140 /menit
Dalam tapi cepat
Cekung
Cekung
Tidak ada
Kering
Untuk kembali normal lambat
Berkurang, berwarna tua
|
Ngantuk, lemas, berkeringat, pucat, dapat pingsan
Cepat, haus, kadang tidak teraba
Dalam, cepat
Sangat cekung
Sangat cekung
Sangat kering
Sangat kering
Untuk kembali normal sangat lambat
Tidak kencing
|
Sumber
: Widjaja, 2001.
6.
Penatalaksanaan Secara
Medis dan Perawatan
Menurut Nursalam (2005), klasifikasi penyakit diare adalah :
a.
Penatalaksanaan secara medis
-
Pengembalian cairan dan elektrolit
yang hilang (dehidrasi) cairan yang dapat diberikan adalah RL dan larutan NaCL
0,9% Natrium Bikarbonat 2:1.
-
Garam diare dan elektrolit.
-
Obat-obatan, misalnya: Prednison.
Cara memberikan cairan dalam terapi dehidrasi :
1)
Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum (ada libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi.
2)
Dehidrasi ringan
-
1 jam pertama : 25-50 ml/kg BB
peroral (intragastrik)
b.
Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari
ada libitum.
BAB III
METODOLOGI
DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1
Metode Penerapan Kegiatan
Pelaksanaan
penerapan pengabdian ini menggunakan metode pendidikan kepada masyarakat,
melalui metode penyuluhan dan pemberian oralit
3.2
Keterkaitan
Kegiatan
Pengabdian Masyarakat ini akan melibatkan Seluruh Masyarakat yang ada diwilayah
kerja Desa
mendalo
laut
Kabupaten Muaro Jambi
3.3
Rancangan Evaluasi
Evaluasi
dilakukan terhadap masyarakat diwilayah Desa mendalo laut Kabupaten Muaro Jambi, dengan diskusi yang terjadi selama
penyuluhan.disamping itu secara umum dapat dilihat dilapangan apakah masyarakat selalu melakukan PHBS kebersihan rumah, lingkungan yang ada diwilayah Kerja Desa
Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
3.4
Pelaksanaannya
Kegiatan Pengabdian ini dilaksanakan
Hari : Selasa
Tanggal :
Pukul : 13.00 s/d Selesai
Tempat : SD Desa mendalo laut
Peserta : Masyarakat Desa mendalo laut
Alat/ Instrumen: Sebagai alat
dalam kegiatan pengabdian ini adalah infokus dan leaflet
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kegiatan pengabdian ini telah dilakukan
pada tanggal Juni 2013. Kegiatan ini diikuti oleh 35 orang peserta yang terdiri dari kepala dusun, ketua pemuda dan masyarakat desa yang dibawah binaan Desa mendalo laut
Kabupaten Muaro Jambi. Tempat kegiatan di Gedung SD Desa Tarikan. Adapun materi yang di berikan adalah Penanganan dan Penanganan
diare, yang di sampaikan oleh Tim Pengabdian
Masyarakat Akademi Keperawatan Garuda Putih Jambi.
4.2 Pembahasan
Dari hasil penyuluhan yang telah
diberikan tentang Penanganan diare di
Desa
mendalo laut
Kabupaten Muaro Jambi, dapat di nyatakan
bahwa selama penyajian yang di berikan oleh tim Pengabdian Masyarakat Akper
Gapu Jambi terlihat para peserta sangat
antusias dan nampak memperhatikan apa yang di sampaikan oleh nara sumber,
setelah nara sumber selesai menjelaskan banyak dari para peserta bertanya
tentang materi yang telah di sampaikan.diantaranya mengapa mereka
mudah sekali terserang diare, terutama pada saat musim hujan, bagaimana pertolongan pertama pada anak yang
terkena diare,.setelah semua pertanyaan
yang diberikan oleh peserta di jawab oleh Tim Pengabdian Masyarakat Akper
Gapu Jambi nampak seluruh peserta mengerti
dan memahami apa yang telah disampaikan oleh narasumber. Akhir
dari pertemuan kader dan para petugas kesehatan yang ada di
Desa
Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, akan memantau kembali perilaku masyarakat yang dibawah
binaan Desa
Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
FKUI, (1997), Ilmu Penyakit Dalam Jilid I,
Edisi 3, Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
http://www.askep pada klien anak dengan diare
iwans.blog.wordpress. com/2007.
Gaffar, La Ode, Jumadi, (1997), Pengantar
Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, EGC: Jakarta.
Mansjoer Arif, (2002) Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, EGC: Jakarta.
Martin T. Susan, (1998), Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan, EGC: Jakarta.
Nelson, (1997), Ilmu Kesehatan Anak,
Edisi 15, EGC: Jakarta.
Nursalam, Rekawati Susilaningsum, Sri Utami,
(2005), Asuhan Keperawtaan Bayi dan Anak, Salemba Medika, Jakarta.
Nursalam, (2001), Proses Dokumentasi
Keperawtaan Konsep dan Praktek, Salemba Medika, Jakarta.
Nurhaini & Setiawati, (2001), Asuhan
Keperawtaan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan, Salemba Medika, EGC:
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar