Jumat, 14 Oktober 2011

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KERJA KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK


A.     KONSEP KEPEMIMPINAN
Ada beberapa batasan tentang kepemimpinan , antara lain :
1.      Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya  ( Ordway Tead ).
2.      Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan ( Stogdill ).
3.      Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau   dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ).
4.      Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok  orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu ( Paul Hersay, Ken Blanchard ).

      Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan. Fungsi manajemen ini sangat terkait dengan faktor manusia dalam suatu organisasi, yang mencakup interaksi antar manusia dan berfokus pada kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain.
      Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin          ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.

B.      TEORI KEPEMIMPINAN
      Ada beberapa yang pernah dikemukakan, antara lain :
1.      Teori orang besar atau teori bakat
Teori orang besar ( the great men theory ) atau teori bakat ( Trait theory ) ini adalah teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat - bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir.
2.      Teori situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi  ( situasional theory ). Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan   keturunan pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik.
3.      Teori Ekologi
Teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat - bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam.
C.      PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KERJA KELOMPOK
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu terwujudnya efektivitas kerja yang positif. Untuk mewujudkan efektivitas kerja yang positif tentunya bukan merupakan usaha yang mudah, karena dipengaruhi beberapa faktor diantaranya : lingkungan kerja, tata ruang kantor, suasana kerja, gaya kepemimpinan dan komunikasi baik intern maupun ekstern dan lain sebagainya.

Sehingga sebagai seorang pemimpin harus:
1.      Mampu memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk mencapai visi organisasi.
2.      Menjadi teladan
3.      Menciptakan kebersamaan
4.      Berani melakukan terobosan baru

D.     PENGARUH KEPEMIMPINAN PADA MANAJEMEN KONFLIK
1.      Definisi Konflik
Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidak cocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993).
2.      Kategori konflik
a.      Intra personal
b.      interpersonal
c.       Antar kelompok
Konflik dipandang secara Vertikal dan horizontal
3.      Proses konflik dibagi beberapa tahapan
a.  Konflik Laten : Konflik yang terjadi terus manerus sehingga memicu ketidak stabilan organisasi, meskipun terkadang konflik tersebut tidak nyata atau tidak pernah terjadi
b.   Felt Conflict ( konflik yang dirasakan ) : Konflik yang terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman
c.   Konflik yang nampak / sengaja dimunculkan : Konflik yang sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya
d.      Resolusi konflik : Suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua orang yang terlibat didalamnya.
e.      Konflik Aftermath : Konflik yang terjadi akibat tidak selesainya konflik yang pertama.


4.      Langkah-langkah penyelesaian konflik
a.      Pengkajian
·         Analisa situasi
·         Analisi dan mematikan isu yang berkembang
·         Menyusun tujuan
b.      Identifikasi
·         Mengelola perasaan
c.       Intervensi
·         Masuk kedalam konflik yang diyakini dapat diselesaikan
·         Identifikasi hasil positif yang akan terjadi
·         Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik
5.      Strategi penyelesaian konflik
a.      Kompromi atau negosiasi : Suatu stategi dimana semua yang terlibat saling menyadari dan sepakat pada keinginan bersama.
b.      Kompetisi : Penyelesaian ini menekan kan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa  mempertimbangkan yang kalah
c.       Akomodasi : Konflik ini berlawanan dengan kompetisi, pada stategi ini seseorang berusaha mengokomodasi permasalahan dan memberi kesempatan pada orang lain untuk menang
d.      Smooting : merupakan penyelesaian dengan cara mengurangi emosional dalam komplik
e.      Menghindar : strategi ini memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah, strategi ini dipilih bila tidak ada kesepakatan atau membayakan kedua belah pihak
f.        Kolaborasi
Negosiasi/ negotiator
Dalam negosiasi ada unsur menang/ kalah namun sebagai negotiator:
·         Memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama
·         Meminimalkan kekalahan, dan yang kalah tetap mengikuti tujuan bersama
·         Membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi
Langkah-langkah sebelum negosiasi
·         Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
·         Dimana menejer harus mulai
·         Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana
·         Mempunyai agenda yang disembunyikan
Langkah-langkah selama negosiasi ( Smeltzer 1991 )
·         Pilih fakta yang rasional
·         Dengarkan dengan seksama
·         Berfikir fositif
·         Pahami yang disampaikan lawan bicara, konsentrasi dan tidak hanya memberi persetujuan
·         Hindari masalah pribadi saat negosiasi
·         Hindari menyalahkan orang lain
·         Jujur
·         Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan
·         Jika situasi ”panas” istirahat sebentar
·         Dengar dan tanyakan pendapat yang belum dipahami
·         Bersabar

E.      KOMUNIKASI EFEKTIF
Lima Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication)
1.      Respect; Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
2.      Empathy; Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
3.      Audible; Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik.
4.      Clarity; Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang t
     terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
5.   Humble; Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

F.       KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM TIM
Salah satu komponen penting dalam membangun sebuah teamwork yang baik adalah adanya komunikasi yang efektif dalam tim tersebut. Komunikasi dapat memperkuat ataupun memperlemah bahkan menghancurkan sebuah tim. “ Good communication can build up a team, bad one can break it “ Komunikasi yang baik dapat membangun kekuatan sebuah tim, sedangkan komunikasi yang buruk dapat menghancurkannya.
Kekuatan Kerja Tim
Konsep dari tim ini terbentuk dari kata yang sering kita dengar berulang kali, yaitu sinergi. Kata sinergi ini berasal dari bahasa Yunani sunergos, ”sun” berarti bersama dan ”ergon” berarti bekerja. Sinergi berarti interaksi dari dua individu atau lebih atau kekuatan yang memungkinkan kombinasi tenaga mereka melebihi jumlah tenaga individu mereka. Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju satu visi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran organisasi. Itulah rangsangan yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa.
Komunikasi dalam Tim
Untuk dapat membangun kerjasama dalam sebuah tim, diperlukan komunikasi antar anggotanya agar tujuan bersama dapat tercapai. Seberapa pun hebatnya kemampuan individu dalam suatu tim, mereka tidak akan ada gunanya apabila tidak dapat berkomunikasi antara yang satu dengan lainnya. Seperti yang telah dikatakan oleh William Shakespeare ”No man is lord of anything, though in and of him there be much consisting, till he communicate his part to other”.

DAFTAR PUSTAKA

Azrul Anwar, ( 1996 ), Pengantar administrasi kesehatan, Binarupa Aksara,   Jakarta.

-----------------,( 1996 ),  Kepemimpinan    keperawatan     dalam    gerakan      inovasi 
keperawatan  ( makalah  disampaikan  pada  seminar    keperawatan   di   PAM          Keperawatan Soetopo, Surabaya ).

Djoko Wiyono ( 1997 ), Manajemen    kepemimpinan    dan    organisasi   kesehatan,  
      Airlangga University Press, Surabaya.

La Monika Elaine L ( 1998 ), Kepemimpinan   dan  manajemen  keperawatan,   EGC,  Jakarta.

Prayitno  Subur ( 1997 ), Dasar  -   dasar     administrasi     kesehatan     masyarakat, 
      Airlangga, University  Press, Surabaya.

Swanburg Russel C. ( 2000 ), Pengantar kepemimpinan & manajemen  keperawatan,  EGC,
      Jakarta.

Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan profesional,
      Salemba Medika, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar